PITTSBURGH - Telepon seluler ditengarai sebagai salah satu penyebab timbulnya kanker. Pernyataan ini dilontarkan oleh pihak Institut Penelitian kanker di Pittsburgh setelah penelitian yang mereka lakukan.
"Kami memang belum mempublikasikan data yang kami miliki karena membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan kata sepakat dari para ilmuwan. Kita harus bergerak saat ini juga karena kalau tidak, dampaknya akan menyebar lebih luas lagi," ujar Direktur Kanker Pusat Universitas Pittsburgh Dr Ronald B Herberman, seperti dikutip melalui Associated Press, Kamis (24/7/2008).
Dalam sebuah memo yang dikirimkannya kepada 3000 institusi pendidikan di Amerika, ia menyarankan agar mulai sekarang para pengguna telepon genggam harus mengantisipasi munculnya penyakit kanker akibat sinyal seluler yang terpancar. Antisipasi ini dilakukan dengan cara memperkecil penggunaan telepon seluler.
Menurutnya anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan ponsel kecuali dalam keadaan darurat.
"Otak yang dimiliki oleh anak-anak masih berada dalam masa perkembangan. Oleh karena itu, kalau bisa, penggunaan ponsel hanya diperbolehkan dalam keadaan darurat," ujar Herberman.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun harus membatasi penggunaan ponsel secara langsung. Maksudnya, saat menerima telepon, sebisa mungkin orang dewasa harus membatasi interaksi ponsel langsung dengan kuping. Hal ini bisa disiasati dengan menggunakan speakerphone, earphone, atau headset wireless.
Herberman pun menyarankan para pengguna seluler untuk tidak menggunakan ponsel di tempat umum dengan kapasitas manusia yang terlalu banyak. Hal ini dikarenakan gelombang elektromagnetik dapat menembus otak semua orang yang ada di sekitarnya.
Sayangnya, banyak ilmuwan yang meragukan keabsahan penelitian Pittsburgh ini. Pasalnya sejak penelitian yang dilakukan beberapa tahun lalu hingga saat ini, tidak ada satupun ilmuwan yang yakin bahwa ada hubungan antara kanker dengan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan sinyal seluler.
"Sinyal elektromagnetik yang terpancar kami anggap masih dalam kapasitas wajar sehingga rasanya tidak mungkin jika resiko penggunaan ponsel sebesar yang diperkirakan Herberman," ujar pihak Badan Peneliti Obat dan Makanan di Amerika.